Bahasa


Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer yang dapat diperkuat dengan gerak-gerik badaniah yang nyata. Dikatakan symbol karena rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat icap manusia harus diberikan makna tertentu.

Simbol itu sendiri adalah tanda yang diberikan makna tertentu yaitu mengacu kepada sesuatu yang dapat diserap pancaindera. Sebagai alat komunikasi verbal yang bersifat arbitrer, maka tidak ada hubungan wajib antara lambang sebagai hal yang menandai yang berwujud kata atau leksem dengan benda atau konsep yang ditandai, yaitu referen dari kata atau leksem tersebut.

Bahasa Indonesia
Bahasa mencakup dua bidang, yaitu bunyi vokal yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan arti atau makna yaitu hubungan antara rangkaian bunyi vokal dengan benda atau hal yang diwakilinya. Bunyi itu sendiri merupakan getaran yang merangsang alat pendengaran yang dapat di serap oleh pancaindera. Sedangkan arti adalah isi yang terkandung di dalam arus bunyi  yang menyebabkan reaksi atau tanggapan dari orang lain. Karena arti yang terkandung dalam suatu rangkaian bunyi tersebut bersifat arbitrer atau mana suka, maka tidak terdapat suatu keharusan bahwa suatu rangkaian bunyi tertentu harus mengandung arti tertentu pula.

Dengan demikian bahwa bahasa pada dasarnya merupakan sesuatu  khas dimiliki oleh manusia. Ernest Cassirer menyebut manusia sebagai animal symbolicum, yaitu mahluk yang menggunakan media berupa simbol kebahasaan dalam memberi arti dan mengisi kehidupannya.

Keberadaan manusia sebagai animal simbol itu dianggap lebih berarti daripada keberadaan manusia sebagai makhluk berpikir. Karena tanpa adanya simbol, manusia tidak akan mampu melangsungkan kegiatan berpikirnya. Selain itu, dengan adanya simbol memungkinkan manusia untuk bukan hanya sekedar berpikir, melainkan juga mengadakan kontak dengan realitas kehidupan diluar diri serta mengabdikan hasil berpikir dan konteks itu kepada dunia.

Dengan kata lain, bahasa merupakan suatu sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer yang digunakan para anggota kelompok sosial untuk bekerjasama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. Karena sifatnya yang arbitrer, maka kata-kata atau bunyi bahasa yang diucapkan melalui alat ucap tidak harus mengandung makna tertentu dan tidak merujuk atau bereferensi dengan benda tertentu.