Contoh Latar Belakang Masalah

Latar Belakang Masalah

Setiap karya sastra yang ditulis oleh sastrawan, pasti memiliki isi atau pokok persoalan, serta pesan yang ingin disampaikan, baik itu dari cerita yang disampaikan, atau dialog-dialog yang dilontarkan oleh lakon yang sedang diperankan. Begitu juga dengan karya sastra yang lain, misalnya sajak atau puisi.

Karya sastra adalah hasil dari proses berpikir manusia secara kritis dan kreatif yang objeknya bersumber dari pengalaman pribadi penulis, buku-buku bacaan, pengalaman hidup orang lain, serta pengalaman ketika berinteraksi dengan ruang lingkup sosial, yang menggunakan media bahasa, baik itu secara lisan maupun tulisan. Melalui karya sastra manusia bisamengekspresikan dirinya, baik melalui memahami isi teks puisi, memahami pembacaan puisi, dan memahami musikalisasi puisi bahkan sampai kepada menulis puisi.

Hasil sastra juga bisa dijadikan obat ketika hati sedih, gundah, kecewa dan lain sebagainya. Contohnya ketika manusia sedang gelisah lantas manusia itu mencoba menghibur dirinya dengan membuat musikalisasi puisi, dan dari musikalisasi puisi tersebut hati yang tadinya gelisah mendadak menjadi terobati. Karena melalui curahan ekspresi tersebut timbul salah satu rasa,yaitu kepuasan. Melalui karya sastra juga, bisa membuat hatipara pembaca menjadi lembut laksana kain sutra.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa karya sastra merupakan karya kreatif yang dituangkan melalui bahasa. Selain itu karya sastra juga membawa pengaruh positif terhadap jiwa manusia, karena karya sastra erat kaitannya dengan rasa.

Kridalaksana dalam Joko Kenconomenyatakan bahwa “bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerjasama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (1982 : 8). Dalam keterampilan berbahasa, terdapat empat keterampilan berbahasa yaitu menyimak, membaca, menulis. dan berbicara. Oleh karena itu, setiap pengajaran bahasa harus diarahkan agar pembelajar atau para siswa memiliki keterampilan berbahasa. Terampil berbahasa berarti terampil menyimak, terampil membaca, terampil menulis, dan terampil berbicara. Jadi secara singkat keterampilan berbahasa itu mencakup empat segi, yang keempatnya merupakan “Catur Tunggal” yang artinya satu sama lain saling berkaitan.

Keterampilan berbahasa tersebut berjalan secara bersama-sama. Setiap individu memiliki kelebihan dan kekurangan dalam keterampilan berbahasa,ada orang yang cerdas dalam membaca, namun kurang dalam menyimak. Sebaliknya ada orang yang mahir dalam menyimak, tetapi lemah dalam membaca. Pada tahap selanjutnya keterampilan berbahasa bukan hanya sekedar aktivitas fisik, namun yang lebih penting merupakan kegiatan pertukaran informasi antara pembicara dan pendengar.

Salah satu realitas yang sering terjadi dalam proses pembelajaran di kelas, siswa sering dihadapkan pada latihan menyimak karya sastra,salah satunya menyimak pembacaan puisi yang dibacakan oleh salah satu temannya di depan kelas. Dengan cara menyimak dengan baik siswa diharapakan mampu menikmati dan memahami isidalam puisi tersebut.

Setelah menyimak keterampilan berbahasa lainnya yang harus dikuasai oleh siswa adalah keterampilan membaca. Karena keterampilan membaca merupakan kemampuan dasar yang wajib dikuasai oleh siswa agar dapat mengikuti seluruh kegiatan dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Salah satu pembelajaran membaca di sekolah adalah membaca hasil sastra. Oleh karena itu semua siswa diharapakan mau, senang, dan rajin untuk membaca karya sastra.

Dalam pembelajaran sastra yang dilaksanakan di sekolah, setiap guru menggunakan cara yang berbeda ketika menyampaikan materinya, khususnya pembelajaran tentang puisi. Untuk mengetahui isiyang disampaikan dalam salah satu puisi, guru bisa menggunakan berbagai cara, misalnya dengan cara membacakan puisi, deklamasi puisi, musikalisasi puisi, rampak puisi dan dramatisasi puisi. Salah satu cara yang mungkin jarang dipergunakan oleh guru dalam pembelajaran puisi adalah dengan cara “Musikalisasi Puisi”. Ari KPIN dalam buku Musikalisasi puisi (tuntunan dan pembelajaran) menyatakan bahwa “musikalisasi puisi adalah sarana mengomunikasikan puisi kepada apresian melalui persembahan musik (nada, irama, lagu atau nyanyian)”.

Dari uraian di atas, dapat dijelaskan bahwa dalam pembelajaran mengapresiasi puisi ada banyak teknik yang dapat digunakan. Namun kenyataannya, pembelajaran puisi masih menjadi pembelajaran yang sulit, hal itu terbukti ketika siswa ditanya tentang pokok persoalan,sikap penyair terhadap terhadap objek dan pembaca, serta amanat yang terdapat dalam puisi, mereka tidak dapat menjawabnya. Hal inilah yang sungguh membahayakan ketika para penikmat karya sastra khususnya puisi, tidak mengetahui isi puisidan pesan yang terkandung dalam puisi tersebut. Jika sudah demikian, bagaimana mungkin akan tumbuh apresiasi dan kecintaan terhadap karya sastra, apabila siswa belum mengetahui isi puisi yang telah mereka baca, karena bagaimanapun puisi yang telah mereka baca, apabila belum diketahui isi puisi tersebutmereka tidak akan mendapatkan apa-apa, yang seharusnya mereka mendapatkan sesuatu hal yang baru, yang selama ini belum sama sekali mereka ketahui. Padahal, pembelajaran karya sastra, disadari atau tidak membawa pengaruh baik terhadap pembentukan karakter siswa di masa depan.

Demikian contoh latar belakang masalah untuk musikalisasi puisi, semoga artikel latar belakang musikalisasi puisi ini dapat bermanfaat.

No comments for "Contoh Latar Belakang Masalah"