Jenis–Jenis Puisi

Menurut Ari Kpin dalam buku Musikalisasi Puisi (tuntunan dan pembelajaran). Jenis–jenis puisi itu antara lain:
Jenis-jenis Puisi yang Kesatu. Puisi epik adalah puisi yang berisi penuturan sebuah cerita. Dalam puisi ini, penyair bersikap objektif terhadap cerita yang dituturkannya. Puisi ini tidak menyuarakan pikiran dan perasaan pribadi penyairnya. Penyair hanya berposisi sebagai penutur kisah.

Puisi epik terbagi lagi menjadi beberapa bentuk.
  1. Epos, yakni puisi yang berisi cerita yang panjang, bahkan di dalamnya terdapat banyak anak cerita yang dirangkai dalam cerita pokoknya. Epos merupakan bentuk puisi bercerita paling tua. Contoh–contoh epos yang terkenal: epos Ramayana, epos Mahabarata.
  2. Balada, adalah puisi berisi cerita yang dramatik, heroik, mengandung unsur–unsur ketegangan dalam materi cerita, juga mengandung dialog. Pada umumnya, balada, berisi kisah–kisah tentang toko –tokoh penjahat yang legendaris.
  3. Fabel adalah puisi yang berisi cerita kehidupan binatang. Bertujuan memberi hasil kepada manusia, sebagai ajaran moral untuk menunjukan sifat–sifat jelek manusia.


Jenis-jenis Puisi yang Kedua. Puisi lirik merupakan kebalikan dari puisi epik. Dalam bentuk puisi ini, yang disajikan justru ungkapan perasaan dan pikiran pribadi penyairnya. Puisi ini dapat dilihat lagi berdasarkan maksud dan isi.
Berdasarkan maksud, puisi ini terbagi atas puisi kognitif, afektif, dan ekspresif.
  1. Puisi kognitif adalah puisi yang menekankan isi gagasan penyairnya, baik ajaran moral, didaktik, ideology, dan lain–lain. Dengan penekanan gagasan ini bahasa yang digunakan cenderung bermakna tunggal.
  2. Puisi afektif adalah puisi lirik yang menekankan pentingnya memengaruhi perasaan pembacanya. Puisi–puisi pada umumnya berisi suasana hati atau batin penyairnya. Suasana hati yang diungkapkan penyair biasanya perasaan yang sulit dirumuskan, hanya dapat dirasakan. Puisi ini seperti menolak diberi pengertian, dan lebih menuntut pengkhayatan dari pembaca.
  3. Puisi ekspresif adalah puisi lirik yang ciri–ciri individu penyairnya sangat kuat. Perasaan, pandangan, lambang–lambang yang digunakan dalam sajak sangat individu dan menjadi milik khas penyairnya.


Berdasarkan isinya, puisi lirik antara lain terbagi atas elegy, hymne, ode, pastoral, humor, parody, dan sejenisnya.

  1. Elegi adalah sajak lirik yang berisi ratapan kematian seseorang. Adapun hymne adalah sajak lirik yang berisi pujaan kepada Tuhan atau kepada tanah air dengan nada agung, khidmat, dan penuh kemuliaan. Ode pun berisi pujaan, namun yang dipuja adalah tokoh pahlawan/orang yang dikagumi dengan sanjungan yang berisi penghormatan. Puisi humor adalah puisi lirik yang mencari efek humor, baik dalam isi, maupun teknik sajaknya. Mutu sajak ini sangat ditentukan oleh kecerdasan (wit) penyairnya dalam mengolah kata ataupun isinya. Isinya bisa merupakan hal–hal yang main–main/iseng, bisa pula merupakan hal yang sungguh–sungguh.
  2. Puisi pastoral adalah sajak lirik yang berisi penggambaran kehidupan dalam kaum gembala atau petani sawah–sawah. Biasanya nadanya sendu/nostalgik.
  3. Puisi satire adalah puisi lirik yang berisi ejekan pedas dengan maksud memberikan kritik. Nadanya memang humor, namun tajam dan menusuk.
  4. Puisi parody adalah puisi lirik yang berisi ejekan juga dengan cara mempermainkan arti dan bentuk sasaran yang diejek itu, sehingga tercapai efek humor.

Baca juga pengertian puisi atau lihat daftar pustaka.

No comments for "Jenis–Jenis Puisi"