Unsur Intrinsik Puisi: Unsur Isi

Unsur Isi pada Puisi

1. Sense of Poetry atau Tema Puisi
2. Feeling of Poetry atau Rasa atau Perasaan dalam Puisi
3. Tone of Poetry atau Nada atau Suasana dalam Puisi
4. Intention of Poetry atau Tujuan atau Amanat Puisi

Untuk Unsur Struktur/Bentuk lihat di Unsur Intrinsik Puisi: Unsur Bentuk

Sense of Poetry atau Tema
Menurut Aan Sugianto Mas, dalam buku Langkah Awal Menuju Apresiasi Sastra Indonesia, Puisi tentunya mengandung pokok persoalan yang ditonjolkan. Hal ini bergantung kepada banyak hal, seperti: agama, lingkungan, pekerjaan, pendidikan, dan kepekaan penyair terhadap pengalamannya. Pokok persoalan yang menjadi dasar, gagasan utama yangdijelmakan dalam karyanya. Dalam bentuk puisi, hal ini sering nampak samar, karena bahasa puisi yang cenderung banyak menggunakan imajinasi. Pokok persoalan yang menarik minat penyair untuk menciptakan puisi itulah yang disebut tema.

Menurut Kinayati Djojosuroto, dalam buku Pengajaran Puisi Analisis dan Pemahaman. Mendefinisikan tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan penyair lewat puisinya. Tema puisi biasanya mengungkapkan persoalan manusia yag bersifat kakiki, seperti: cinta kasih, ketakutan, kebahagiaan, kedukaan, kesengasaraan hidup, keadilan dan kebenaran, ketuhanan, kritik sosial, dan protes.

Tema dapat dijabarkan menjadi subtema atau bisa dikatakan pokok pikiran. Puisi biasanya mengungkapkan tema yang umum, tetapi tema yang khusus yang dapat diklasifikasikan ke dalam subtema atau pokok pikiran. Misalnya, tema puisi ini bukan cinta, tetapi temanya lebih spesifik, misalnya kegagalan cinta yang mengakibatkan bencana.

Tema puisi kebanyakan mengungkapkan jeritan nurani manusia yang haus akan keadilan, kebenaran, kemakmuran, kesejahteraan, persamaan perlakuan, penghapusan kesewenang–wenangan, kemiskinan, cinta dan sebagainya. Tema–tema tentang kehidupan manusia dan alam semesta dapat menyadarkan pembaca akan keterbatasan diri manusia di hadapan sang pencipta.

Feeling of Poetry atau Rasa atau Perasaan
Menurut Aan Sugianto Mas, dalam buku Langkah Awal Menuju Apreasiasi Sastra Indonesia, Aan Sugianto Mas, Feeling atau rasa ialah sikap penyair terhadap objek atau pokok persoalan yang dihadapinya. Hal ini akan timbul setelah penyair bertemu dengan objek atau persoalan, baik faktual maupun imajnatif. Sikap penyair terhadap objek ini bisa berupa antipati, simpati, kagum, muak, jengkel, cinta, sinis, benci, terharu, sedih dan lain–lain.

Sementara itu menurut Kinayati Djojosuroto, dalam buku Pengajaran Puisi Analisis dan Pemahaman, perasaan atau rasa, dalam puisi diungkapan perasaan penyair. Puisi dapat mengungkapkan perasaan gembira, rindu, penasaran, benci, cinta, dendam, dan sebagainya. Perasaan yang diungkapkan penyair bersifat total, artinya tidak setengah–tengah. Jika yang diungkapkan adalah perasaan sedih, maka kesedihan itu tidak setengah–setengah, tetapi kesedihan yang bersifat total. Oleh sebab itu, penyair mengerahkan segenap kekuatan bahasa untuk memperkuat ekspresi perasaan yang bersifat total itu.

Di dalam membaca keras, mendeklamasikan, ataupun, mengadakan pembacaan puisi, pelibatan emosi pembaca ke dalam emosi penyair ini dirasa sangat penting. Jika pembaca puisi tidak mampu melibatkan emosinya secara total, maka pembacaan puisi yang dilakukan akan hambar.

Tone of Poetry atau Nada atau Suasana
Menurut Aan Sugianto Mas, dalam buku Langkah Awal Menuju Apresiasi Sastra Indonesia, Tone atau nada ialah sikap penyair terhadap pembaca. Hal ini timbul karena sikap penyair terhadap objek tadi tidak bisa di diamkan begitu saja. Tetapi lebih jauh dituntut untuk dikomunikasikannya dengan orang lain yaitu pembaca. Sikap penyair terhadap pembaca pun bermacam-macam, seperti: mengajak, menyarankan, menasehati, mengajari, menggurui, mendikte, dan hanya berbicara saja, atau memberitahu saja.

Menurut S. Effendi, dalam buku Bimbingan Apresiasi Puisi, Sikap pencipta (penyair, penulis, cerita atau drama) terhadap apa yang diungkapkannya dalam sajak, cerita, atau drama dan terhadap pembaca disebut nada.

Menurut Effendi, Nada sering dikaitkan dengan suasana. Jika nada berarti sikap penyair terhadap pokok persoalan (feeling) dan sikap penyair terhadap pembaca (tone), maka suasana berarti keadaan perasaan yang ditimbulkan oleh pengungkapan nada dan lingkungan yang dapat ditangkap oleh pancaindera.

Nada berhubungan dengan tema dan pembaca. Nada yang berhubungan dengan tema menunjukan sikap penyair terhadap obyek yang digarapnya. Misalnya, jika penyair menggarap objek seorang perampok, penyair dapat bersikap simpati, benci, antipati, terharu, dan sebagainya. Nada yang berhubungan dengan pembaca, misalnya: nada menggurui, nada sinis, nada menghasut, nada santai, nada filosofis dan lain-lainnya.

Intention of Poetry atau Tujuan atau Amanat
Intention atau tujuan ialah maksud penyair dengan menciptakan puisi. Dalam puisi biasanya tujuan ini tidak selalu mudah ditemukan, bahkan kadang–kadang hanya dapat dirasakan saja, kadang–kadang hanya terlintas saja dalam pikiran pembaca. Memang tujuan ini pada umumnya tidak tersurat melainkan hanya tersirat saja.

Menurut Aan Sugianto Mas, dalam buku Langkah Awal Menuju Apresiasi Sastra Indonesia, Tujuan penyair ialah menyampaikan sesuatu yang berarti kepda orang lain. Puisi itu sendiri sebenarnya adalahsesuatu yang berarti, sebab bila seseorang membacanya, maka ia akan memperoleh kesenangan. Apabila pembacanya menemukan sesuatu yang lain di dalam puisi, maka ia telah memperoleh kelebihan dari sekedar kesenangan, yaitu kehikmahan. Ada dan tidaknya kehikmahan yang berasal dari penyair itu bergantung sekali kepada jeli atau tidaknya pembaca dalam menangkap isi puisi seutuhnya.


Menurut Richard, dalam buku Pengajaran Puisi Analisis dan Pemahaman Kinayati - Djojosuroto – Amanat, puisi mengandung amanat atau pesan atau himbauan yang disampaikan penyair kepada pembaca. Amanat dapat dibandingkan dengan kesimpulan tentang nilai atau kegunaan puisi itu bagi pembaca. Setiap pembaca dapat menafsirkan amanat sebuah puisi secara individual. Pembaca yang satu mungkin menafsirkan amanat sebuah puisi berbeda dengan pembaca yang lain. Tafsiran pembaca mengenai amanat sebuah puisi tergantung dari sikap pembaca itu terhadap tema yang dikemukakan penyair.Penyair, sebagai pemikir dalam menciptakan karyanya, memiliki ketajaman perasaan dan intuisi yang kuat untuk menghayati rahasia kehidupan dan misteri yang ada dalam kehidupan masyarakat. Oleh sebab itu, puisi mempunyai maknayang tersembunyi yang harus diterjemahkan oleh pembaca.

lihat daftar pustaka ulasan.

No comments for "Unsur Intrinsik Puisi: Unsur Isi"